Hubungan yang solid dan tahan lama melewati lima tahap cinta yang berbeda. Pahami apa saja tahapan mencintai hingga mencapai puncak komitmen berikut ini!
5 Fase Jatuh Cinta
Kita tahu mencintai seseorang mengalir begitu saja, tapi faktanya ada tahapan dalam hubungan secara ilmiah.
Ini adalah fase dari awal kamu mulai kasmaran, fase pacaran, fase belajar mengenal pasangan dan menempuh banyak masalah, hingga kamu dan pasangan sampai pada fase komitmen hubungan.
Berikut ini 5 tahap jatuh cinta yang harus kamu pelajari:
1. Kasmaran dan Jatuh Cinta
Ini adalah fase awal dari hubungan di mana cinta diukur dari rasa ketertarikan dan romansa. Kamu merasa benar-benar bahagia, mabuk kepayang, dan ya jatuh cinta berjuta rasanya.
Bisa dibilang ini adalah honeymoon phase atau masa bulan madu. Kamu melihat semua yang terbaik dari pasangan kamu.
Oh, dia sangat tampan atau cantik, sangat baik, sangat sempurna, luar biasa, dan kamu sangat beruntung mendapatkannya. Kamu hampir tidak menemukan celah untuk melihat kekurangan dan kesalahannya.
Pasangan kamu adalah sosok pacar impian kamu. Kamu dan dia tampak cocok dan saling membahagiakan.
Ini karena cinta bertindak sebagai obat kebahagiaan dan level dopamin di tubuh kamu tinggi. Masa baru jadian yang lagi sayang-sayangnya bahkan kadang dalam konsep yang tidak masuk akal.
Biasanya, ini adalah fase paling pendek dalam fase hubungan. Setiap pasangan memiliki durasi honeymoon phase yang berbeda. Mungkin beberapa bulan atau dua tahun.
Setelah kalian menghabiskan waktu bersama di fase jatuh cinta, mulai merasa nyaman dan terbiasa. Bila begini, hormon dopamin pelan-pelan bisa menurun. Kamu mulai melihat pasangan sebagai individu sesungguhnya yang apa adanya, bukan versi ideal dari diri mereka sendiri.
Kamu mulai melihat kekurangan, kesalahan, dan bahkan konflik. Kamu mulai menemukan, “umm dia kok gini ya…”, mungkin sosok yang tidak ideal untuk kamu.
Banyak pasangan yang putus dan berakhir di palung fase jatuh cinta. Bila mereka bertahan setelah fase ini, itu adalah momen menjadi pasangan dan menjalani hubungan cinta yang sesungguhnya, di mana kamu mempelajari kekurangan pasangan, belajar menghargai, dan intinya menyeimbangkan hubungan agar langgeng terus.
Baca Juga: Apa Itu Love Bombing? Ciri, Bahaya, dan Berapa Lama Bisa Bertahan
2. Menjadi Pasangan
Tahap hubungan sebenarnya dimulai di fase kedua ini, saat kamu dan pasangan tetap bertahan walaupun fase honeymoon telah berakhir. Tidak ada bunga-bunga seperti awal, tapi kalian berusaha menghadirkan momen kebahagiaan itu di tengah banyak konflik dan perbedaan.
Ya, ini adalah fase di mana kalian menjadi pasangan yang sebenarnya. Dalam artian setuju menjalani suka duka bersama, saling menghargai, menerima kekurangan, dan menyadari bahwa pasangan kamu tidak sempurna tapi kamu menemukan cinta di antaranya.
Fase serius dalam hubungan, walaupun getar-getar romansa memudar dan kurang bergairah. Di tahap ini kalian mulai rasional dan menemukan diri kalian sendiri.
Kalian mulai menyadari bahwa kalian harus punya waktu terpisah dan tidak selalu bersama seperti di masa honeymoon phase.
Kalian juga bisa fokus mengerjakan tanggung jawab lainnya secara beriringan. Toleransi, kebersamaan, cinta yang tulus, kepercayaan, pondasi hubungan, dan kehidupan mulai seimbang dalam fase jatuh cinta tahap kedua.
Baca Juga: 16 Tipe Cinta Berdasarkan Studi Ancient Greeks dan Triangular Theory of Love
3. Pelajaran dan Kekecewaan
Tahap jatuh cinta yang ketiga meliputi pelajaran dan kekecewaan. Kamu dan pasangan masih mencintai, terkoneksi, dan memiliki hubungan yang kuat namun memiliki masalah atau hambatan lain.
Rasanya seperti kamu terjebak pada kehidupan yang berat, itu bisa jadi masalah pekerjaan, keuangan, tanggung jawab, konflik, perdebatan, atau masalah dengan pasangan yang berputar di poros yang sama dan semakin kusut.
Bisa dikatakan kamu melihat pasangan kamu di versi terburuknya, dan begitu juga pasangan melihat kamu. Hubungan jadi rumit, kamu bertanya-tanya pada diri sendiri apakah ini sebuah kesalahan.
Kamu bahkan lupa seperti apa berbunga-bunganya kamu di masa honeymoon phase dulu. Yang ada hanya kalut, khawatir, dan bahkan stres dalam hubungan atau kegelisahan dalam menjalani kehidupan secara umum.
Ini seperti fase puncak masalah dalam hubungan. Sebagian pasangan terjebak dalam fase ini di mana mereka tidak bisa mundur, maju, atau keluar.
Mungkin merasa sudah terlanjur menikah, punya anak, berbisnis bersama, atau menjalani hubungan bertahun-tahun sehingga tidak bisa mengakhiri hubungan dengan mudah. Sulit juga untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi terbaik.
Salah satu kuncinya adalah dengan komunikasi dan bekerja sama dengan pasangan. Cari tahu akar masalah, perasaan satu sama lain, dan buat keputusan terbaik.
Sudah menjalani banyak waktu bersama dalam suka dan duka hubungan seharusnya bisa membuat kalian semakin kuat dan mempersiapkan diri untuk apapun yang terjadi dalam hubungan.
Baca Juga: 32 Tipe Hubungan Cinta, Kamu Sedang Menjalani yang Mana?
4. Hubungan Stabil
- Fase Jatuh Cinta 1: Cinta yang penuh gairah.
- Fase Jatuh Cinta 2: Cinta romantis
- Fase Jatuh Cinta 3: Cinta yang nyaman sedang diuji.
- Fase Jatuh Cinta 4: Cinta yang didasarkan pada penerimaan dan kasih sayang
Hubungan di tahap 4 adalah tentang stabilitas dan keamanan. Kamu berhasil melewati tahap kekecewaan, lalu kamu tahu bahwa hubungan memang penuh gejolak tapi kalian memilih tetap bersama bagaimanapun yang terjadi.
Kamu melihat pasangan sebagai manusia biasa dan tetap mau terus bekerja sama. Kamu ingin menjalani hidup dengan pasangan sebagai sebuah tim.
Beberapa orang menyebut tahap ini sebagai “zona nyaman” dalam suatu hubungan, dan sebagian besar pasangan menghabiskan sebagian besar waktu dalam tahap ini.
Kamu dan pasangan tidak boleh terjebak di tahap ini. Dalam artian harus mencoba hal baru untuk mengembalikan bunga-bunga seperti di masa honeymoon phase, menunjukan kasih sayang dengan berbagai cara, dan mengapresiasikan pasangan.
Baca Juga: 40 Istilah Cinta dalam Bahasa Inggris dan Artinya
5. Komitmen
Ini adalah fase cinta terakhir di mana kamu dan pasangan benar-benar berkomitmen bersama bukan sebagai kewajiban tapi sebagai bagian dari hidup atau panggilan jiwa. Kalian sudah menjalani banyak fase bersama sehingga hubungan dan rasa cinta jadi semakin kuat.
Sebutlah fase ini dirasakan saat seseorang memutuskan untuk menikah, tapi lebih tepatnya fase saat dua pasangan yang sudah tua berhasil tetap langgeng bahkan sampai akhirnya hayat.
Tahap ini sering kali sejalan dengan kekosongan, pensiun, atau hanya penurunan kewajiban secara umum baik untuk kamu sebagai individu maupun sebagai pasangan. Menemukan cara untuk terus terhubung, apakah itu hobi, peluang sukarela, tujuan yang kamu pedulikan, atau apa pun, akan menjaga hubungan Anda dengan pasangan tetap hidup dan sehat.
Itulah fase cinta dari awal sampai akhir. Kamu dan pasangan ada di fase mana?
Leave a Reply